Kaca Mata Ajaib Diburu Pembuat Film Prono, Wah Bahaya Juga, Untuk Apa
Kaca mata ajaib lagi diburu pembuat film prono, meski belum dipasarkan kacamata dari Google bernama Project Glass sudah ramai peminat dari berbagai kalangan. Tapi siapa sangka, kacamata cerdas itu paling diburu studio pembuatan film prono. Dilansir harian Daily Mail.

Saat mengungkap prototype kacamata tersebut, raksasa mesin pencari ini mengatakan, produk ini akan ditawarkan untuk bisnis, industri dan penggunaan medis. Terkesima dengan teknologi yang ditawarkan, studio pembuat film panas Pinkt Visual pun memiliki ide baru.
Mereka berencana untuk untuk membuat kategori baru film panas dengan menggunakan kacamata tersebut. "Ini merupakan perangkat yang memudahkan kami merekam video berkualitas tinggi tanpa tangan dan membuat perekaman PO V makin mudah," kata juru bicara Pinkt Visual Quenin Boyer.
Google mengatakan melalui teknologi di kacamata ini, setiap pemakainya akan bisa berkreasi. Project Glass mulai dikembangkan sejak dua tahun yang lalu, dan diumumkan pada bulan April lalu. Kini kacamata tersebut tinggal selangkah lagi hadir di pasaran.
Perkembangan kacamata reality atau yang dikenal dengan augmented reality (AR) dan virtual reality (VR) glasses telah mengalami kemajuan pesat dalam beberapa dekade terakhir.
Awalnya, konsep ini hanya sebatas imajinasi dalam film fiksi ilmiah, tetapi kini telah menjadi bagian nyata dari teknologi modern.
Kacamata reality dirancang untuk menghadirkan pengalaman interaktif yang menggabungkan dunia nyata dengan elemen digital, sehingga pengguna dapat merasakan sensasi baru dalam berinteraksi dengan informasi dan lingkungan virtual.
Pada awal kemunculannya di tahun 1960-an, teknologi ini masih sangat terbatas. Perangkat seperti "Sword of Damocles" buatan Ivan Sutherland disebut sebagai prototipe pertama dari teknologi virtual reality.
Alat tersebut besar, berat, dan membutuhkan sistem komputer yang kompleks. Namun, inovasi tersebut menjadi titik awal bagi perkembangan teknologi visual interaktif yang lebih ringan dan praktis di masa mendatang.
Seiring perkembangan komputer grafis dan sensor gerak, kacamata VR mulai berevolusi menjadi perangkat yang lebih responsif dan realistis.
Memasuki era 2000-an, perusahaan teknologi besar seperti Oculus, HTC, dan Sony mulai meluncurkan produk kacamata VR dengan kemampuan tinggi. Oculus Rift, misalnya, menjadi tonggak revolusi karena berhasil membawa teknologi VR ke pasar konsumen secara luas.
Sementara itu, Sony melalui PlayStation VR mengintegrasikan teknologi ini dengan dunia gaming, sehingga pengguna dapat merasakan pengalaman bermain game yang benar-benar imersif.
Kacamata reality tidak hanya digunakan untuk hiburan, tetapi juga untuk pelatihan militer, simulasi penerbangan, hingga pendidikan dan kedokteran.
Selain VR, muncul pula Augmented Reality (AR) yang menampilkan objek digital di dunia nyata melalui lensa kacamata. Produk seperti Google Glass dan Microsoft HoloLens menjadi pelopor dalam bidang ini.
AR tidak hanya menampilkan dunia virtual sepenuhnya, tetapi menambahkan informasi digital di atas pandangan nyata pengguna. Teknologi ini dimanfaatkan dalam berbagai bidang, mulai dari navigasi, industri, desain arsitektur, hingga medis, karena memungkinkan pengguna melihat data dan instruksi secara langsung tanpa harus menatap layar.
Kini, perkembangan kacamata reality semakin cepat dengan hadirnya Mixed Reality (MR), yaitu gabungan antara VR dan AR. Teknologi MR memungkinkan pengguna berinteraksi langsung dengan objek digital yang tampak nyata di ruang sekitar mereka.
Perusahaan besar seperti Apple dengan Vision Pro, Meta dengan Quest 3, dan Samsung dengan perangkat AR/VR mereka berlomba-lomba menciptakan pengalaman paling realistis bagi pengguna.
Inovasi ini membuka potensi besar dalam dunia bisnis, pendidikan, dan hiburan, karena menghadirkan interaksi digital yang semakin alami.
Di masa depan, kacamata reality diprediksi akan menjadi bagian penting dari kehidupan sehari-hari, seperti halnya smartphone saat ini.
Dengan dukungan teknologi kecerdasan buatan (AI), konektivitas 5G, dan komputasi awan, pengguna akan dapat mengakses dunia digital secara instan hanya melalui kacamata ringan yang nyaman digunakan.
Transformasi ini akan membawa kita ke era baru, di mana batas antara dunia nyata dan digital semakin kabur — menjadikan pengalaman visual manusia lebih canggih, interaktif, dan mendalam dari sebelumnya.

Saat mengungkap prototype kacamata tersebut, raksasa mesin pencari ini mengatakan, produk ini akan ditawarkan untuk bisnis, industri dan penggunaan medis. Terkesima dengan teknologi yang ditawarkan, studio pembuat film panas Pinkt Visual pun memiliki ide baru.
Mereka berencana untuk untuk membuat kategori baru film panas dengan menggunakan kacamata tersebut. "Ini merupakan perangkat yang memudahkan kami merekam video berkualitas tinggi tanpa tangan dan membuat perekaman PO V makin mudah," kata juru bicara Pinkt Visual Quenin Boyer.
Google mengatakan melalui teknologi di kacamata ini, setiap pemakainya akan bisa berkreasi. Project Glass mulai dikembangkan sejak dua tahun yang lalu, dan diumumkan pada bulan April lalu. Kini kacamata tersebut tinggal selangkah lagi hadir di pasaran.
Perkembangan kacamata reality atau yang dikenal dengan augmented reality (AR) dan virtual reality (VR) glasses telah mengalami kemajuan pesat dalam beberapa dekade terakhir.
Awalnya, konsep ini hanya sebatas imajinasi dalam film fiksi ilmiah, tetapi kini telah menjadi bagian nyata dari teknologi modern.
Kacamata reality dirancang untuk menghadirkan pengalaman interaktif yang menggabungkan dunia nyata dengan elemen digital, sehingga pengguna dapat merasakan sensasi baru dalam berinteraksi dengan informasi dan lingkungan virtual.
Pada awal kemunculannya di tahun 1960-an, teknologi ini masih sangat terbatas. Perangkat seperti "Sword of Damocles" buatan Ivan Sutherland disebut sebagai prototipe pertama dari teknologi virtual reality.
Alat tersebut besar, berat, dan membutuhkan sistem komputer yang kompleks. Namun, inovasi tersebut menjadi titik awal bagi perkembangan teknologi visual interaktif yang lebih ringan dan praktis di masa mendatang.
Seiring perkembangan komputer grafis dan sensor gerak, kacamata VR mulai berevolusi menjadi perangkat yang lebih responsif dan realistis.
Memasuki era 2000-an, perusahaan teknologi besar seperti Oculus, HTC, dan Sony mulai meluncurkan produk kacamata VR dengan kemampuan tinggi. Oculus Rift, misalnya, menjadi tonggak revolusi karena berhasil membawa teknologi VR ke pasar konsumen secara luas.
Sementara itu, Sony melalui PlayStation VR mengintegrasikan teknologi ini dengan dunia gaming, sehingga pengguna dapat merasakan pengalaman bermain game yang benar-benar imersif.
Kacamata reality tidak hanya digunakan untuk hiburan, tetapi juga untuk pelatihan militer, simulasi penerbangan, hingga pendidikan dan kedokteran.
Selain VR, muncul pula Augmented Reality (AR) yang menampilkan objek digital di dunia nyata melalui lensa kacamata. Produk seperti Google Glass dan Microsoft HoloLens menjadi pelopor dalam bidang ini.
AR tidak hanya menampilkan dunia virtual sepenuhnya, tetapi menambahkan informasi digital di atas pandangan nyata pengguna. Teknologi ini dimanfaatkan dalam berbagai bidang, mulai dari navigasi, industri, desain arsitektur, hingga medis, karena memungkinkan pengguna melihat data dan instruksi secara langsung tanpa harus menatap layar.
Kini, perkembangan kacamata reality semakin cepat dengan hadirnya Mixed Reality (MR), yaitu gabungan antara VR dan AR. Teknologi MR memungkinkan pengguna berinteraksi langsung dengan objek digital yang tampak nyata di ruang sekitar mereka.
Perusahaan besar seperti Apple dengan Vision Pro, Meta dengan Quest 3, dan Samsung dengan perangkat AR/VR mereka berlomba-lomba menciptakan pengalaman paling realistis bagi pengguna.
Inovasi ini membuka potensi besar dalam dunia bisnis, pendidikan, dan hiburan, karena menghadirkan interaksi digital yang semakin alami.
Di masa depan, kacamata reality diprediksi akan menjadi bagian penting dari kehidupan sehari-hari, seperti halnya smartphone saat ini.
Dengan dukungan teknologi kecerdasan buatan (AI), konektivitas 5G, dan komputasi awan, pengguna akan dapat mengakses dunia digital secara instan hanya melalui kacamata ringan yang nyaman digunakan.
Transformasi ini akan membawa kita ke era baru, di mana batas antara dunia nyata dan digital semakin kabur — menjadikan pengalaman visual manusia lebih canggih, interaktif, dan mendalam dari sebelumnya.
Kaca Mata Ajaib Diburu Pembuat Film Prono, Wah Bahaya Juga, Untuk Apa
Reviewed by Pendulum Dunia
on
11/24/2012 05:32:00 PM
Rating:
Reviewed by Pendulum Dunia
on
11/24/2012 05:32:00 PM
Rating:

