Wanita Menikah Dengan Anjing Karena Bosan Pria, Memang Aneh Aneh Saja

Wanita menikah dengan anjing karena bosan sama laki-laki dan merasa tersakiti dia akhirnya memutuskan untuk menikahi anjing saja. Memang orang selalu mendambakan sosok yang ideal untuk dijadikan pasangan hidup. Tapi bagaimana kalau sosok ideal itu justru ditemukan pada makhluk dari jenis lain.

Wanita Menikah Dengan Anjing

Buat Emily Mabou, 29 tahun, hal itu tak jadi masalah dan dengan alasan itulah dia memutuskan untuk menikah dengan anjingnya sendiri. Perempuan dari Desa Aburi, Togo, itu beralasan, hanya pada anjingnya itu dia melihat sosok ideal laki-laki yang selama ini didambakannya.
"Saya sudah berhubungan dengan begitu banyak laki-laki tapi mereka semua sama saja, cuma mau seks dan suka berbohong. Anjing saya lain, dia baik, setia pada saya dan dia selalu memperlakukan saya dengan hormat," jelas Emily.

Akhirnya jadilah pesta pernikahan digelar dengan dipimpin pendeta tradisional setempat dan warga desa yang berbondong-bondong hadir karena penasaran. Pesta berlangsung sederhana, setelah mengucap janji sah lah anjing dan manusia jadi suami istri.

Tapi pesta ini tak dihadiri keluarga dekat dan kerabat Emily karena mereka menganggap ini adalah "langkah gila untuk melawan rasa sepi". Saat ditanya bagaimana dia akan punya anak dengan suaminya, Emily menjawab tegas dia akan mengangkat anak.

Kasus pernikahan antara wanita dengan hewan sering kali menjadi berita yang mengejutkan dan mengundang perdebatan di berbagai belahan dunia.

Fenomena ini biasanya tidak diakui secara hukum maupun agama, namun tetap terjadi dalam konteks budaya, kepercayaan, atau bahkan sebagai bentuk protes sosial.

Meski terdengar aneh, beberapa wanita di dunia pernah melakukan “pernikahan simbolik” dengan hewan seperti anjing, katak, ular, atau kambing. Bagi sebagian orang, tindakan ini bukan sekadar keanehan, tetapi memiliki makna spiritual atau emosional yang mendalam.

Salah satu kasus yang sempat viral terjadi di India, ketika seorang wanita menikah dengan seekor anjing dalam upacara tradisional. Alasannya bukan karena cinta terhadap hewan tersebut, tetapi karena keyakinan spiritual.

Dalam budaya tertentu di India, pernikahan dengan hewan dianggap sebagai ritual pembersihan dosa atau kutukan. Setelah “menikah” dengan hewan, wanita tersebut dipercaya akan bebas dari nasib buruk dan bisa menikah secara normal dengan manusia setelahnya.

Upacara seperti ini biasanya dilakukan dengan adat lengkap, ada doa, sesaji, dan bahkan tamu undangan, namun tidak diakui sebagai pernikahan sah menurut hukum negara.

Kasus lain yang tak kalah unik terjadi di Indonesia dan Afrika, di mana beberapa masyarakat suku atau daerah terpencil pernah menggelar ritual pernikahan simbolis antara manusia dan hewan sebagai bentuk penghormatan terhadap alam.

Dalam konteks ini, hewan dianggap sebagai perantara antara manusia dan roh leluhur. Misalnya, pernikahan dengan ular dipercaya dapat membawa kesuburan dan perlindungan dari roh jahat.

Tradisi seperti ini menunjukkan betapa kuatnya hubungan spiritual antara manusia dan alam dalam kebudayaan tertentu, meskipun bagi masyarakat modern hal ini tampak tidak masuk akal.

Selain alasan spiritual dan budaya, ada juga kasus pernikahan dengan hewan yang dilandasi motif psikologis atau emosional.

Beberapa wanita yang mengalami trauma, kesepian, atau kekecewaan terhadap hubungan manusia terkadang mencari “pelarian” dengan menjalin ikatan emosional kuat terhadap hewan peliharaannya.

Dalam kasus ekstrem, ikatan tersebut diwujudkan dalam bentuk “pernikahan simbolik” sebagai ekspresi kasih sayang tanpa batas.

Meskipun tidak diakui secara legal, fenomena ini memperlihatkan sisi kompleks dari psikologi manusia yang bisa mengaburkan batas antara cinta emosional dan rasional.

Dari sisi hukum dan moral, pernikahan manusia dengan hewan tidak pernah diakui di negara mana pun karena melanggar norma sosial dan biologis.

Hewan tidak memiliki kapasitas hukum atau kesadaran untuk menyetujui pernikahan, sehingga hubungan tersebut tidak memenuhi unsur persetujuan yang menjadi dasar pernikahan.

Selain itu, tindakan tersebut sering dikritik oleh kelompok pecinta hewan karena dianggap bentuk eksploitasi atau penyalahgunaan hewan yang tidak bisa membela diri.

Oleh karena itu, banyak negara memiliki undang-undang yang melarang tindakan yang bisa dikategorikan sebagai pelecehan terhadap hewan, termasuk pernikahan simbolik yang melibatkan kontak fisik atau seksual.

Namun, di sisi lain, fenomena ini juga memperlihatkan betapa luas dan kompleksnya ekspresi manusia terhadap cinta, keyakinan, dan budaya.

Bagi sebagian masyarakat tradisional, pernikahan dengan hewan adalah bagian dari sistem kepercayaan yang telah diwariskan turun-temurun dan tidak dimaksudkan untuk hal yang bersifat seksual atau tidak senonoh.

Sedangkan bagi dunia modern, hal ini menjadi cermin bahwa batas antara rasionalitas dan spiritualitas kadang sulit dipisahkan ketika menyangkut perasaan dan kepercayaan pribadi.

Kesimpulannya, kasus pernikahan wanita dengan hewan memang nyata terjadi di berbagai belahan dunia, namun dengan latar belakang yang sangat beragam, mulai dari ritual budaya, kepercayaan spiritual, hingga kondisi psikologis individu.

Meskipun secara hukum tidak sah dan secara moral menimbulkan kontroversi, fenomena ini mengingatkan kita bahwa perilaku manusia sering kali dibentuk oleh kepercayaan, lingkungan, dan pengalaman hidup yang unik.

Apa yang dianggap aneh oleh sebagian orang, bisa jadi memiliki makna sakral bagi yang menjalaninya.
Wanita Menikah Dengan Anjing Karena Bosan Pria, Memang Aneh Aneh Saja Wanita Menikah Dengan Anjing Karena Bosan Pria, Memang Aneh Aneh Saja Reviewed by Pendulum Dunia on 12/24/2012 03:35:00 PM Rating: 5