Siswi SMA Jepang Lepas Celana Hukuman Kalau Bandel, Ada Ada Saja Kelakuan

Kalau membandel dan tidak tertib administrasi siswi SMA Jepang lepas celana sebagai hukuman nya. Hukuman untuk melepas celana dalam ini terbilang unik bin aneh. Memang disetiap sekolah pasti ada sangsi yang diberikan jika para siswa nya melanggar, dan ada saja kesalahan siswa-siswinya.

Siswi SMA Jepang Lepas Celana

Entah itu terlambat datang, tidak sesuai aturan, tidak mengerjakan pekerjaan rumah, dan sebagainya. Umumnya bentuk hukumannya berupa hukuman admisnistrasi. Namun, hukuman aneh terjadi di salah satu sekolah putri di Jepang ini.

Lihat saja ini karena siswi yang melanggar dalam satu kelas, disuruh memelorotkan celana dalamnya, lihat saja foto itu. Entah apa kesalaha mereka, yang jelas ini mungkin ditujukan untuk memberikan rasa malu untuk para murid yang melanggar aturan ini.

Untuk guru di Indonesia jangan pernah niru memberikan hukuman seperti ini ya, kalau nggak mau dilabrak orang sekampung, jangan punya pikiran itu. Karena hukuman seperti ini tidak cocok dan sangat tidak cocok diterapkan di Indonesia.

Sekolah menengah atas (SMA) di Jepang dikenal dengan kedisiplinannya yang tinggi, namun di balik itu juga terdapat berbagai peraturan unik yang mungkin terdengar aneh bagi orang luar.

Peraturan-peraturan ini tidak hanya dimaksudkan untuk menjaga ketertiban, tetapi juga untuk menanamkan nilai moral, tanggung jawab, dan rasa hormat terhadap lingkungan sekitar.

Setiap sekolah bisa memiliki kebijakan yang berbeda, namun ada beberapa aturan umum yang cukup menarik untuk dibahas.

Salah satu peraturan unik di SMA Jepang adalah larangan membawa atau memakai make-up ke sekolah. Para siswi dilarang menggunakan bedak, lipstik, atau eyeliner, karena dianggap tidak sesuai dengan citra pelajar yang sederhana dan fokus pada belajar.

Bahkan, beberapa sekolah menyediakan pemeriksaan harian di mana guru akan memastikan wajah siswa tetap alami. Tujuannya bukan untuk mengekang kebebasan, melainkan menanamkan prinsip kesederhanaan dan menilai seseorang berdasarkan karakter, bukan penampilan.

Selain itu, warna rambut alami juga menjadi aturan penting. Banyak SMA di Jepang yang mewajibkan siswa untuk mempertahankan warna rambut hitam alami mereka.

Jika ada siswa yang memiliki warna rambut berbeda secara alami (misalnya coklat atau pirang), mereka harus membawa bukti seperti foto masa kecil agar tidak dianggap mewarnai rambut. Hal ini menunjukkan betapa seriusnya sekolah Jepang menjaga keseragaman dan citra pelajar yang sopan.

Aturan berpakaian pun tidak kalah unik. Seragam sekolah Jepang terkenal di seluruh dunia karena desainnya yang khas, namun di balik itu ada standar ketat. Misalnya, panjang rok siswi harus sesuai aturan, dan dilarang menggulung rok agar terlihat lebih pendek.

Siswa juga diwajibkan memakai kaos kaki dengan panjang tertentu dan sepatu yang telah ditentukan oleh sekolah. Semua ini bertujuan agar pelajar tampil rapi, seragam, dan tidak menonjolkan diri secara berlebihan.

Selain aturan penampilan, ada pula peraturan tentang kebersihan dan tanggung jawab bersama. Di banyak SMA Jepang, tidak ada petugas kebersihan profesional. Justru, para siswa diwajibkan membersihkan ruang kelas, lorong, toilet, dan area sekolah setiap hari.

Kegiatan ini dikenal sebagai souji jikan (waktu bersih-bersih). Melalui kegiatan ini, siswa belajar kerja sama, menghargai kebersihan, dan memahami arti tanggung jawab sosial tanpa harus diperintah.

Peraturan lain yang menarik adalah larangan menggunakan ponsel selama jam sekolah. Banyak sekolah melarang siswa menyalakan atau bahkan membawa ponsel ke ruang kelas. Bagi yang melanggar, ponsel bisa disita dan baru dikembalikan setelah waktu tertentu.

Alasannya jelas, agar siswa lebih fokus pada pelajaran dan interaksi sosial secara langsung, bukan teralihkan oleh dunia digital.

Beberapa sekolah juga memiliki aturan ketat mengenai hubungan antar siswa. Misalnya, dilarang berpacaran di lingkungan sekolah.

Walaupun sulit dikontrol, sekolah tetap menekankan bahwa masa SMA sebaiknya difokuskan untuk belajar dan mempersiapkan masa depan, bukan untuk urusan asmara. Aturan ini menimbulkan pro dan kontra, tetapi mencerminkan nilai-nilai konservatif yang masih kuat di banyak sekolah Jepang.

Selain itu, peraturan unik lainnya adalah larangan makan atau minum sambil berjalan. Siswa diharapkan menjaga etika publik, termasuk ketika di luar sekolah. Mereka biasanya makan di ruang makan atau kantin, bukan di jalan.

Ini dianggap sebagai bentuk sopan santun dan penghormatan terhadap lingkungan sekitar, sesuai dengan budaya Jepang yang menjunjung tinggi kesopanan.

Secara keseluruhan, peraturan unik di SMA Jepang bukan hanya tentang disiplin yang ketat, tetapi juga merupakan cerminan budaya mereka yang menghargai keseragaman, tanggung jawab, dan kesopanan.

Meskipun bagi sebagian orang luar tampak berlebihan, aturan-aturan tersebut telah membentuk generasi muda Jepang menjadi pribadi yang tertib, menghargai orang lain, dan memiliki etika yang kuat dalam kehidupan sehari-hari.
Siswi SMA Jepang Lepas Celana Hukuman Kalau Bandel, Ada Ada Saja Kelakuan Siswi SMA Jepang Lepas Celana Hukuman Kalau Bandel, Ada Ada Saja Kelakuan Reviewed by Pendulum Dunia on 2/02/2013 01:00:00 AM Rating: 5