Kota yang Tenggelam di Mesir Ditemukan Kembali, Kota Tenggelam ini Luar Biasa
Kota yang tenggelam di Mesir ditemukan kembali para arkeolog mereka berhasil menemukan dan merekonstruksi kota tua yang telah tenggelam di dasar laut Mediterania sejak 1.200 tahun yang lalu. Kota bernama Heracleion itu ditemukan dalam bentuk puing-puing situs.

Dalam eskavasinya, arkeolog menemukan 64 kapal yang terkubur di tanah liat tebal dan pasir di dasar laut. Di kota yang diperkirakan eksis pada abad ke-8 Masehi itu juga ditemukan koin emas dan batu perunggu yang menjadi alat tukar perdagangan.
Dilansir Telegraph, benda lain yang ditemukan adalah patung raksasa berukuran 16 kaki atau 4,8 meter, dengan beberapa patung dewa kecil lainnya. Arkeolog juga menemukan lempengan batu beraksara Yunani dan Mesir kuno.
Benda-benda itu kemudian diangkat ke permukaan. Sementara baru-baru ini, para penyelam menemukan puluhan kapur sarkofagus atau tempat penyimpanan mayat. Keberadaan kapur ini diyakini mengandung mumi binatang, yang dibuat untuk sesaji bagi para dewa di masa itu.
"Kota yang kami ekskavasi ini adalah kota besar. Situs ini telah terpelihara dengan luar biasa," jelas Dr Damian Robinson, Direktur Oxford Centre for Maritime Archaeology dari University of Oxford, yang merupakan bagian dari tim peneliti situs.
"Kami mulai melihat beberapa daerah yang lebih menarik di dalamnya, untuk mencoba memahami kehidupan waktu itu," ujar Robinson.
"Kami juga mendapatkan gambaran yang kaya tentang perdagangan yang terjadi dan sifat dari ekonomi maritim di periode akhir Mesir. Ada barang-barang yang datang dari Yunani dan Fenisia," papar dia.
Temuan patung dewa dan kapal dalam jumlah yang banyak juga tak kalah menarik. Pasalnya, jumlah itu tergolong banyak dalam satu tempat. "Kami menemukan lebih dari 700 jangkar kuno," tutur Robinson.
Peneliti bersama pembuat film dokumenter German TV telah merekonstruksi wujud kota legenda itu dalam bentuk tiga dimensi. Dan, pada pusat kota ini, terdapat kuil besar dewa Amun-Gereb, dewa tertinggi Mesir pada saat itu.
Kuil itu dikelilingi bentangan kanal dan saluran air yang memungkinkan menjadi kota pelabuhan penting pada masa itu. Hingga kini, para ilmuwan masih mendalami apa sebab kota ini terendam di dasar laut.
Diperkirakan, kenaikan permukaan air laut secara bertahap menenggelamkan kota ini. Dan, seiring waktu, peradabannya kemudian pudar dalam catatan dan ingatan penduduk saat itu.
Adalah Dr Franck Goddio, arkeolog bawah air asal Prancis, orang pertama yang menemukan kembali kota ini saat melakukan survei daerah sambil mencari kapal perang Prancis yang tenggelam di perairan Mediterania, dalam pertempuran di Sungai Nil pada abad 18.
Di pesisir utara Mesir, tersembunyi di bawah air Laut Mediterania, terdapat sebuah kota kuno yang dulu megah bernama Heracleion (Thonis). Kota ini pernah menjadi pusat perdagangan, pelabuhan internasional, serta gerbang utama masuknya kapal-kapal Yunani ke Mesir.
Selama berabad-abad kota ini dianggap legenda, hanya disebut dalam teks kuno, tanpa bukti nyata. Banyak orang mengira Heracleion hanyalah mitos, seperti Atlantis. Namun pada tahun 2000, arkeolog bawah laut Franck Goddio menemukan reruntuhannya di Teluk Aboukir, dekat Alexandria.
Heracleion dikenal sebagai kota yang sangat makmur pada masa Mesir Kuno. Bangunan-bangunannya megah, kuilnya besar, dan patung-patung para dewa seperti Amun dan Isis berdiri menjulang.
Kota ini juga menjadi pusat ritual keagamaan penting, termasuk tempat Pharaoh menerima restu ilahi sebelum dinobatkan. Keindahan dan kejayaan Heracleion terlihat dari banyaknya artefak emas, patung kolosal, serta perahu-perahu kayu yang ditemukan dalam kondisi menakjubkan di dasar laut.
Kota ini tenggelam secara perlahan akibat kombinasi beberapa faktor alam. Salah satunya adalah liquefaction, yaitu kondisi ketika tanah yang jenuh air menjadi seperti lumpur cair setelah getaran atau perubahan tekanan.
Tanah Mesir bagian utara yang lembut dan berawa membuat bangunan-bangunan besar perlahan turun ke dalam bumi. Ditambah dengan meningkatnya permukaan air laut dan gempa bumi kecil yang terjadi sepanjang berabad-abad, kota ini secara bertahap hilang di bawah permukaan air.
Selain likuefaksi, para ilmuwan juga menduga bahwa banjir besar dari Sungai Nil turut mempercepat kehancuran kota ini. Delta Nil terus berubah bentuk dari waktu ke waktu, menggeser tanah dan menenggelamkan area pesisir secara alami.
Perubahan struktur tanah yang tiba-tiba bisa membuat bangunan raksasa amblas hanya dalam beberapa dekade. Saat kota mulai runtuh, penduduk perlahan meninggalkannya dan kota itu akhirnya hilang tanpa jejak.
Penemuan kota ini di dasar laut menjadi salah satu pencapaian arkeologi terbesar abad modern. Patung-patung setinggi 5 meter, prasasti batu raksasa, dan ratusan artefak ditemukan dalam kondisi relatif utuh berkat air berlumpur yang mengawetkannya.
Bahkan lebih dari 60 kapal kuno ditemukan tertimbun pasir, menjadikannya salah satu situs kapal karam terbesar di dunia. Semua ini menunjukkan betapa pentingnya kota tersebut bagi perdagangan dan pelayaran Mesir Kuno.
Penelitian kota tenggelam Heracleion juga membuka wawasan baru tentang hubungan Mesir dengan Yunani.
Banyak artefak menunjukkan bahwa kota ini adalah titik temu budaya, di mana pedagang Yunani dan Mesir berbaur, bertukar barang, dan bahkan mengadakan ritual keagamaan bersama.
Kota ini adalah bukti bahwa peradaban kuno telah memiliki hubungan internasional jauh sebelum era modern.
Hingga kini, Heracleion masih menyimpan banyak misteri. Hanya sebagian kecil kota yang baru dieksplorasi. Para arkeolog meyakini masih banyak kuil, rumah, dan benda bersejarah yang tersembunyi di kedalaman laut.
Dengan teknologi pemetaan bawah air yang terus berkembang, sisa-sisa kota ini secara perlahan mulai terungkap, membawa kita mendekati jawaban tentang bagaimana sebuah kota megah bisa lenyap, dan mengapa peradaban yang begitu maju bisa hilang begitu saja.
Kota tenggelam di Mesir bukan hanya kisah tentang kehancuran, tetapi juga tentang bagaimana alam dan waktu bisa menyembunyikan sejarah manusia. Penemuan Heracleion menjadi pengingat bahwa masih banyak rahasia dunia kuno yang menunggu untuk ditemukan.

Dalam eskavasinya, arkeolog menemukan 64 kapal yang terkubur di tanah liat tebal dan pasir di dasar laut. Di kota yang diperkirakan eksis pada abad ke-8 Masehi itu juga ditemukan koin emas dan batu perunggu yang menjadi alat tukar perdagangan.
Dilansir Telegraph, benda lain yang ditemukan adalah patung raksasa berukuran 16 kaki atau 4,8 meter, dengan beberapa patung dewa kecil lainnya. Arkeolog juga menemukan lempengan batu beraksara Yunani dan Mesir kuno.
Benda-benda itu kemudian diangkat ke permukaan. Sementara baru-baru ini, para penyelam menemukan puluhan kapur sarkofagus atau tempat penyimpanan mayat. Keberadaan kapur ini diyakini mengandung mumi binatang, yang dibuat untuk sesaji bagi para dewa di masa itu.
"Kota yang kami ekskavasi ini adalah kota besar. Situs ini telah terpelihara dengan luar biasa," jelas Dr Damian Robinson, Direktur Oxford Centre for Maritime Archaeology dari University of Oxford, yang merupakan bagian dari tim peneliti situs.
"Kami mulai melihat beberapa daerah yang lebih menarik di dalamnya, untuk mencoba memahami kehidupan waktu itu," ujar Robinson.
"Kami juga mendapatkan gambaran yang kaya tentang perdagangan yang terjadi dan sifat dari ekonomi maritim di periode akhir Mesir. Ada barang-barang yang datang dari Yunani dan Fenisia," papar dia.
Temuan patung dewa dan kapal dalam jumlah yang banyak juga tak kalah menarik. Pasalnya, jumlah itu tergolong banyak dalam satu tempat. "Kami menemukan lebih dari 700 jangkar kuno," tutur Robinson.
Peneliti bersama pembuat film dokumenter German TV telah merekonstruksi wujud kota legenda itu dalam bentuk tiga dimensi. Dan, pada pusat kota ini, terdapat kuil besar dewa Amun-Gereb, dewa tertinggi Mesir pada saat itu.
Kuil itu dikelilingi bentangan kanal dan saluran air yang memungkinkan menjadi kota pelabuhan penting pada masa itu. Hingga kini, para ilmuwan masih mendalami apa sebab kota ini terendam di dasar laut.
Diperkirakan, kenaikan permukaan air laut secara bertahap menenggelamkan kota ini. Dan, seiring waktu, peradabannya kemudian pudar dalam catatan dan ingatan penduduk saat itu.
Adalah Dr Franck Goddio, arkeolog bawah air asal Prancis, orang pertama yang menemukan kembali kota ini saat melakukan survei daerah sambil mencari kapal perang Prancis yang tenggelam di perairan Mediterania, dalam pertempuran di Sungai Nil pada abad 18.
Di pesisir utara Mesir, tersembunyi di bawah air Laut Mediterania, terdapat sebuah kota kuno yang dulu megah bernama Heracleion (Thonis). Kota ini pernah menjadi pusat perdagangan, pelabuhan internasional, serta gerbang utama masuknya kapal-kapal Yunani ke Mesir.
Selama berabad-abad kota ini dianggap legenda, hanya disebut dalam teks kuno, tanpa bukti nyata. Banyak orang mengira Heracleion hanyalah mitos, seperti Atlantis. Namun pada tahun 2000, arkeolog bawah laut Franck Goddio menemukan reruntuhannya di Teluk Aboukir, dekat Alexandria.
Heracleion dikenal sebagai kota yang sangat makmur pada masa Mesir Kuno. Bangunan-bangunannya megah, kuilnya besar, dan patung-patung para dewa seperti Amun dan Isis berdiri menjulang.
Kota ini juga menjadi pusat ritual keagamaan penting, termasuk tempat Pharaoh menerima restu ilahi sebelum dinobatkan. Keindahan dan kejayaan Heracleion terlihat dari banyaknya artefak emas, patung kolosal, serta perahu-perahu kayu yang ditemukan dalam kondisi menakjubkan di dasar laut.
Kota ini tenggelam secara perlahan akibat kombinasi beberapa faktor alam. Salah satunya adalah liquefaction, yaitu kondisi ketika tanah yang jenuh air menjadi seperti lumpur cair setelah getaran atau perubahan tekanan.
Tanah Mesir bagian utara yang lembut dan berawa membuat bangunan-bangunan besar perlahan turun ke dalam bumi. Ditambah dengan meningkatnya permukaan air laut dan gempa bumi kecil yang terjadi sepanjang berabad-abad, kota ini secara bertahap hilang di bawah permukaan air.
Selain likuefaksi, para ilmuwan juga menduga bahwa banjir besar dari Sungai Nil turut mempercepat kehancuran kota ini. Delta Nil terus berubah bentuk dari waktu ke waktu, menggeser tanah dan menenggelamkan area pesisir secara alami.
Perubahan struktur tanah yang tiba-tiba bisa membuat bangunan raksasa amblas hanya dalam beberapa dekade. Saat kota mulai runtuh, penduduk perlahan meninggalkannya dan kota itu akhirnya hilang tanpa jejak.
Penemuan kota ini di dasar laut menjadi salah satu pencapaian arkeologi terbesar abad modern. Patung-patung setinggi 5 meter, prasasti batu raksasa, dan ratusan artefak ditemukan dalam kondisi relatif utuh berkat air berlumpur yang mengawetkannya.
Bahkan lebih dari 60 kapal kuno ditemukan tertimbun pasir, menjadikannya salah satu situs kapal karam terbesar di dunia. Semua ini menunjukkan betapa pentingnya kota tersebut bagi perdagangan dan pelayaran Mesir Kuno.
Penelitian kota tenggelam Heracleion juga membuka wawasan baru tentang hubungan Mesir dengan Yunani.
Banyak artefak menunjukkan bahwa kota ini adalah titik temu budaya, di mana pedagang Yunani dan Mesir berbaur, bertukar barang, dan bahkan mengadakan ritual keagamaan bersama.
Kota ini adalah bukti bahwa peradaban kuno telah memiliki hubungan internasional jauh sebelum era modern.
Hingga kini, Heracleion masih menyimpan banyak misteri. Hanya sebagian kecil kota yang baru dieksplorasi. Para arkeolog meyakini masih banyak kuil, rumah, dan benda bersejarah yang tersembunyi di kedalaman laut.
Dengan teknologi pemetaan bawah air yang terus berkembang, sisa-sisa kota ini secara perlahan mulai terungkap, membawa kita mendekati jawaban tentang bagaimana sebuah kota megah bisa lenyap, dan mengapa peradaban yang begitu maju bisa hilang begitu saja.
Kota tenggelam di Mesir bukan hanya kisah tentang kehancuran, tetapi juga tentang bagaimana alam dan waktu bisa menyembunyikan sejarah manusia. Penemuan Heracleion menjadi pengingat bahwa masih banyak rahasia dunia kuno yang menunggu untuk ditemukan.
Kota yang Tenggelam di Mesir Ditemukan Kembali, Kota Tenggelam ini Luar Biasa
Reviewed by Pendulum Dunia
on
6/08/2013 07:33:00 PM
Rating:
Reviewed by Pendulum Dunia
on
6/08/2013 07:33:00 PM
Rating:

