Sawah Atas Gedung Bisa Dibuat, Pemuda ini Bikin Sawah Atas Gedung Perumahan
Sawah atas gedung ini dibuat oleh Peng Quigen, dia memiliki ide unik yang patut untuk diacungi jempol. Di tengah pesatnya pembangunan gedung-gedung bertingkat di China, pria yang bekerja sebagai petani ini mempunyai ide kreatif untuk membuat sawah di atap rumah susunnya.
Selama beberapa tahun ini, Peng telah menanam padi, buah-buahan dan sayuran di atap rumah susunnya yang berlantai empat di Shaoxing, Provinsi Zhejiang, China.
Di lahan seluas 120 meter persegi yang berada 40 meter di atas tanah ini, Peng bahkan pernah memanen hampir 400 kg semangka. Sungguh menakjubkan, bukan?
Tahun ini, Peng ingin mencoba menanam padi. Ia berharap bahwa hasil panennya kali ini cukup untuk memberi makan satu orang dewasa selama setahun penuh.
Sebagaimana dilansir Xinhua News, semua bentuk konstruksi yang dibangun di atap gedung dianggap ilegal di China. Tetapi, rupanya tetangga Peng sangat menyukai apa yang dilakukan Peng dan tidak merasa keberatan dengan itu.
Mereka bahkan suka menawarkan bantuan untuk memanen hasil pertanian Peng. Pemerintah setempat tampaknya juga tak terlalu keberatan dengan apa yang dilakukan Peng, karena hingga kini tak ada larangan yang dikeluarkan.

 
Fenomena menanam padi di atap rumah kini mulai banyak menarik perhatian masyarakat, terutama di daerah perkotaan. Salah satu alasan utama mengapa orang menanam padi di atap rumah adalah minat untuk memanfaatkan lahan sempit secara maksimal.
Di kota besar, lahan pertanian sudah sangat terbatas, sehingga atap rumah menjadi alternatif tempat bercocok tanam yang cukup potensial. Dengan memanfaatkan atap, orang bisa tetap menanam padi tanpa perlu memiliki sawah luas seperti di pedesaan.
Selain itu, keinginan untuk menciptakan kemandirian pangan juga menjadi alasan penting. Menanam padi sendiri di rumah membuat seseorang lebih memahami proses produksi beras yang selama ini dikonsumsi setiap hari.
Mereka bisa merasakan bagaimana sulitnya menanam, merawat, hingga memanen padi, sehingga lebih menghargai hasil pertanian. Bahkan, sebagian orang menjadikan kegiatan ini sebagai cara untuk mengurangi ketergantungan terhadap pasokan beras dari luar daerah, terutama saat harga bahan pokok naik.
Alasan lainnya adalah inovasi dalam pertanian perkotaan atau urban farming. Tren menanam tanaman pangan di area rumah, balkon, hingga atap sudah menjadi gaya hidup baru di banyak kota.
Dengan teknologi sederhana seperti sistem hidroponik, pot besar, atau wadah khusus, menanam padi di atap bukan lagi hal yang mustahil. Inovasi ini menunjukkan bahwa pertanian modern bisa dilakukan di mana saja, asalkan ada kemauan dan kreativitas untuk memanfaatkan ruang yang ada.
Dari sisi lingkungan, menanam padi di atap rumah juga memberikan manfaat ekologis yang signifikan. Tanaman padi dapat membantu menurunkan suhu di sekitar rumah, menyerap karbon dioksida, dan meningkatkan kualitas udara.
Selain itu, area hijau di atap dapat berfungsi sebagai penyerap panas yang baik, sehingga suhu di dalam rumah menjadi lebih sejuk. Dengan begitu, kegiatan menanam padi tidak hanya menghasilkan bahan pangan, tetapi juga turut berkontribusi pada pelestarian lingkungan perkotaan.
Bagi sebagian orang, menanam padi di atap juga memiliki nilai edukatif dan sosial yang tinggi. Aktivitas ini sering dijadikan sebagai sarana belajar bagi anak-anak atau komunitas lingkungan untuk mengenal dunia pertanian lebih dekat.
Melalui kegiatan ini, mereka bisa belajar tentang siklus hidup tanaman, pentingnya air, dan peran petani dalam kehidupan sehari-hari. Tak jarang pula, proyek menanam padi di atap dilakukan secara kolektif oleh warga sebagai bentuk kegiatan bersama yang mempererat hubungan sosial di lingkungan tempat tinggal.
Terakhir, ada juga faktor kepuasan pribadi dan estetika. Melihat hamparan hijau tanaman padi di atap rumah memberi rasa tenang dan menyegarkan pandangan, terutama di tengah padatnya suasana kota.
Saat musim panen tiba, ada rasa bangga tersendiri karena berhasil menumbuhkan dan memanen padi hasil tangan sendiri. Dengan begitu, menanam padi di atap bukan hanya sekadar kegiatan bercocok tanam, melainkan juga simbol gaya hidup hijau, mandiri, dan berkelanjutan di era modern.
Selama beberapa tahun ini, Peng telah menanam padi, buah-buahan dan sayuran di atap rumah susunnya yang berlantai empat di Shaoxing, Provinsi Zhejiang, China.
Di lahan seluas 120 meter persegi yang berada 40 meter di atas tanah ini, Peng bahkan pernah memanen hampir 400 kg semangka. Sungguh menakjubkan, bukan?
Tahun ini, Peng ingin mencoba menanam padi. Ia berharap bahwa hasil panennya kali ini cukup untuk memberi makan satu orang dewasa selama setahun penuh.
Sebagaimana dilansir Xinhua News, semua bentuk konstruksi yang dibangun di atap gedung dianggap ilegal di China. Tetapi, rupanya tetangga Peng sangat menyukai apa yang dilakukan Peng dan tidak merasa keberatan dengan itu.
Mereka bahkan suka menawarkan bantuan untuk memanen hasil pertanian Peng. Pemerintah setempat tampaknya juga tak terlalu keberatan dengan apa yang dilakukan Peng, karena hingga kini tak ada larangan yang dikeluarkan.

 Fenomena menanam padi di atap rumah kini mulai banyak menarik perhatian masyarakat, terutama di daerah perkotaan. Salah satu alasan utama mengapa orang menanam padi di atap rumah adalah minat untuk memanfaatkan lahan sempit secara maksimal.
Di kota besar, lahan pertanian sudah sangat terbatas, sehingga atap rumah menjadi alternatif tempat bercocok tanam yang cukup potensial. Dengan memanfaatkan atap, orang bisa tetap menanam padi tanpa perlu memiliki sawah luas seperti di pedesaan.
Selain itu, keinginan untuk menciptakan kemandirian pangan juga menjadi alasan penting. Menanam padi sendiri di rumah membuat seseorang lebih memahami proses produksi beras yang selama ini dikonsumsi setiap hari.
Mereka bisa merasakan bagaimana sulitnya menanam, merawat, hingga memanen padi, sehingga lebih menghargai hasil pertanian. Bahkan, sebagian orang menjadikan kegiatan ini sebagai cara untuk mengurangi ketergantungan terhadap pasokan beras dari luar daerah, terutama saat harga bahan pokok naik.
Alasan lainnya adalah inovasi dalam pertanian perkotaan atau urban farming. Tren menanam tanaman pangan di area rumah, balkon, hingga atap sudah menjadi gaya hidup baru di banyak kota.
Dengan teknologi sederhana seperti sistem hidroponik, pot besar, atau wadah khusus, menanam padi di atap bukan lagi hal yang mustahil. Inovasi ini menunjukkan bahwa pertanian modern bisa dilakukan di mana saja, asalkan ada kemauan dan kreativitas untuk memanfaatkan ruang yang ada.
Dari sisi lingkungan, menanam padi di atap rumah juga memberikan manfaat ekologis yang signifikan. Tanaman padi dapat membantu menurunkan suhu di sekitar rumah, menyerap karbon dioksida, dan meningkatkan kualitas udara.
Selain itu, area hijau di atap dapat berfungsi sebagai penyerap panas yang baik, sehingga suhu di dalam rumah menjadi lebih sejuk. Dengan begitu, kegiatan menanam padi tidak hanya menghasilkan bahan pangan, tetapi juga turut berkontribusi pada pelestarian lingkungan perkotaan.
Bagi sebagian orang, menanam padi di atap juga memiliki nilai edukatif dan sosial yang tinggi. Aktivitas ini sering dijadikan sebagai sarana belajar bagi anak-anak atau komunitas lingkungan untuk mengenal dunia pertanian lebih dekat.
Melalui kegiatan ini, mereka bisa belajar tentang siklus hidup tanaman, pentingnya air, dan peran petani dalam kehidupan sehari-hari. Tak jarang pula, proyek menanam padi di atap dilakukan secara kolektif oleh warga sebagai bentuk kegiatan bersama yang mempererat hubungan sosial di lingkungan tempat tinggal.
Terakhir, ada juga faktor kepuasan pribadi dan estetika. Melihat hamparan hijau tanaman padi di atap rumah memberi rasa tenang dan menyegarkan pandangan, terutama di tengah padatnya suasana kota.
Saat musim panen tiba, ada rasa bangga tersendiri karena berhasil menumbuhkan dan memanen padi hasil tangan sendiri. Dengan begitu, menanam padi di atap bukan hanya sekadar kegiatan bercocok tanam, melainkan juga simbol gaya hidup hijau, mandiri, dan berkelanjutan di era modern.
Sawah Atas Gedung Bisa Dibuat, Pemuda ini Bikin Sawah Atas Gedung Perumahan
 
        Reviewed by Pendulum Dunia
        on 
        
7/12/2019 05:52:00 PM
 
        Rating: 
 
        Reviewed by Pendulum Dunia
        on 
        
7/12/2019 05:52:00 PM
 
        Rating: 

