Bagaimana Mengukur Pertumbuhan Sebuah Startup

Startup datang dan pergi ada yang bertahan sampai akhir tumbuh dan menjadi sebuah startup besar yang bervaluasi tinggi namun banyak pula startup yang harus gulung karpet ditahun-tahun pertama kemunculannya, yah begitulah karena dengan mudahnya sebuah startup dibangun diera yang telah mengalami percepatan ini.

Bagaimana Mengukur Pertumbuhan Sebuah Startup

Jika sebuah startup yang dikelola tidak tumbuh dengan baik, tidak adanya planning yang jelas dalam sebuah startup, entah itu salah kelola, atau konflik kepentingan di dalam tim dan sebagainya menjadi beberapa alasan sebuah startup tak lagi mampu melanjutkan tujuan mereka, hasilnya mereka hanya tinggal nama saja.

Tentu sebagai owner sebuah startup anda tidak ingin apa yang telah anda usahakan jadi gagal bukan, kami berikan informasi yang bisa anda pertimbangkan, yang kami dapat dari situs startupstudio id mengenai Metrics Startup ini. Lalu bagaimana cara anda sebagai founder startup pemula untuk mengukur pertumbuhan startup anda.

Seperti yang kami kutip dari startupstudio id tersebut setidaknya ada beragam metrics startup yang digunakan dalam mengukur pertumbuhan bisnis dan salah satunya adalah dengan Metode AARRR atau ini adalah kependekan dari Acquisition, Activation, Retention, Referral dan Revenue.

Baik kami unikbaca com mencoba merangkumkan metode A2R3 ini kami menyebutnya atau AARRR ini, namun jika ingin lebih jelas lagi memahaminya silahkan langsung saja ke sumber tadi yang telah kami berikan link nya di atas ya.

Metode AARRR ini sudah sangat lazim digunakan dan dipakai sebagai sebuah metrik penting untuk sebuah startup, itu karena metode atau metrik ini dianggap secara efektif dapat mengukur pertumbuhan perusahaan secara sederhana namun work it dan mudah diterapkan, apa saja AARRR itu :

1. Acquisition
Bagaimana mengukur orang-orang yang menemukan produk perusahaan yang akhirnya berubah menjadi konsumen. Itu artinya, penting untuk tidak hanya melihat jumlah pengunjung saja, tetapi jumlah pengunjung tersebut yang berubah menjadi konsumen.

2. Activation
Bagaimana mengukur pengalaman pertama yang dimiliki konsumen dengan produk, tentu tidaklah cukup dengan hanya untuk membuat orang mengunduh aplikasi atau bahkan mendaftar.

3. Retention
Bagaimana mengukur orang-orang secara teratur kembali menggunakan produk. Sebagai contoh perusahaan e-commerce, retention berarti seseorang tidak hanya membeli dari Anda satu kali, melainkan juga berkali-kali atau adanya repeat order.

4. Referral
Bagaimana mendorong pertumbuhan bisnis startup melalui referral. Untuk benar-benar mendorong pertumbuhan bisnis dengan referral perlu memiliki proses sistematis yang memberi konsumen sebuah insentif secara konsisten.

5. Revenue
Dengan mengukur revenue ini akan menentukan arah keberhasilan sebuah startup yang telah dijalankan. Sebagai sebuah bisnis revenue cukup penting untuk mulai diperhatikan sebagaimana bisa menjadi target atau sasaran ke depannya sebagai bagian dari pertumbuhan startup itu sendiri.

Pertumbuhan sebuah startup tentu bukan hal yang mudah, dengan strategi yang tepat dan proses iterasi yang diimplementasikan dengan baik, Anda bisa melakukan pengembangan produk secara efektif yang pada akhirnya akan membuat startup semakin berkembang.

Bukan menakut nakuti tetapi, sebanyak 9 dari 10 startup mengalami kegagalan, ini bukan fakta yang mudah diterima, tapi ini jadi hal yang perlu Anda perhatikan. Bahkan para wirausahawan perlu merencanakan kegagalan mereka sebelum memulai sebuah bisnis.

Kenapa demikian? Karena pengusaha yang sangat optimis perlu melihat realita yang terjadi baik saat ini maupun nanti. Statistik tadi sekali lagi tidak ditujukan untuk menakut-natkuti Anda, tapi untuk mendorong Anda bekerja lebih cerdas dan lebih keras. Mari bersemangat dan bekerja keras !!!
Bagaimana Mengukur Pertumbuhan Sebuah Startup Bagaimana Mengukur Pertumbuhan Sebuah Startup Reviewed by Kendawangan on 11/23/2021 10:17:00 PM Rating: 5