Enaknya Durian Tanpa Duri, Durian Botak Namanya, Gundulan Kata Orang Lombok
Durian botak nih durian tanpa duri, durian gundul atau buah gundulan berasal dari daerah Lombok, Nusa Tenggara Barat durian tanpa duri dan disebut durian botak ini memiliki keunikan, yaitu terletak pada buahnya yang tidak memiliki duri seperti buah durian pada umumnya, sehingga dapat mempermudah dalam penanganan pasca panen.
Bentuk buahnya sekilas seperti tempurung kelapa, ukurannya sebesar buah melon dengan bobot 800 sampai 900 gram, buah matang mengeluarkan aroma khas durian. Ini memang durian tapi tanpa duri, rasa daging buahnya enak dan manis dengan kandungan gula 14-15 derajat brix.
Ketebalan daging buah 0,5 cm seperti daging buah durian lokal pada umumnya dan berwarna kuning terang dengan produktifitas dapat mencapai 200 400 kg per pohon per tahun. Tanaman ini mampu beradaptasi dengan baik di dataran rendah sampai sedang dengan ketinggian 250 700 dpl.
Tanaman durian gundul ini merupakan tanaman durian yang mengalami mutasi bentuk oleh alam sehingga duri-duri di sekujur kulitnya tidak ada. Durian adalah salah satu buah yang terkenal dngan kelezatannya serta memiliki rasa dan harga yang spesial.
Pengelola Taman Wisata Mekarsari, Bogor, Jawa Barat, mengembangkan jenis buah durian tanpa duri yang langka asli asal Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB).
“Durian gundul merupakan buah langka asli NTB yang dikembangkan oleh peneliti di Taman Wisata Mekarsari,” kata Kepala Seksi Bidang Hubungan Masyarakat (Humas) Taman Wisata Mekarsari, Catherina Day di Jakarta.
Catherina mengatakan, peneliti berhasil memperbanyak tanaman durian gundul (Durio zibethinus) melalui proses vegetasi, yakni grafting dan okulasi. Peneliti di Mekarsari berhasil memperbanyak jumlah bibit durian gundul hingga mencapai 1.000 tanaman dan dipasarkan kepada pengunjung dengan harga Rp 40.000 per bibit.
Catherina menuturkan, pengelola Taman Wisata Mekarsari juga mengembangkan ratusan jenis bibit tanaman buah langka asli lokal, seperti nangka tanpa kulit asli Bekasi (Jawa Barat), nangka tikus, serta melon kotak (Cucumis melo).
Durian dikenal luas sebagai “raja buah” di Asia Tenggara karena aroma tajam dan kulitnya yang berduri tajam. Namun, di Lombok, Nusa Tenggara Barat, ada fenomena unik yang menarik perhatian para peneliti dan pencinta buah: durian tanpa duri.
Jenis durian ini terlihat berbeda dari durian pada umumnya karena kulitnya halus, tidak berduri tajam, dan teksturnya mirip labu atau buah sukun. Keunikan ini menimbulkan pertanyaan besar: bagaimana mungkin durian yang identik dengan durinya bisa muncul dalam bentuk tanpa duri di Lombok?
Salah satu penjelasan yang paling masuk akal adalah faktor mutasi genetik alami. Dalam dunia botani, mutasi dapat terjadi secara spontan akibat perubahan gen yang mengatur pertumbuhan kulit dan duri buah.
Pada durian tanpa duri di Lombok, para ahli menduga terjadi mutasi pada gen yang bertanggung jawab terhadap pembentukan struktur duri. Akibatnya, duri yang seharusnya tumbuh di kulit buah tidak berkembang sempurna dan menghasilkan permukaan yang lebih halus.
Fenomena serupa sebenarnya pernah ditemukan di beberapa daerah lain di Asia Tenggara, tetapi varietas Lombok ini memiliki karakter yang lebih stabil dan unik.
Selain faktor genetik, lingkungan tumbuh juga sangat berpengaruh terhadap karakteristik buah durian. Lombok memiliki tanah vulkanik yang subur dan iklim yang sedikit lebih kering dibanding daerah tropis lembap seperti Sumatra atau Kalimantan.
Perbedaan curah hujan, kadar kelembapan, serta komposisi mineral tanah dapat memengaruhi pertumbuhan kulit durian. Dalam kondisi tertentu, variasi lingkungan ini bisa memunculkan sifat-sifat baru pada tanaman, termasuk durian dengan kulit lebih tipis dan duri yang tidak menonjol.
Masyarakat lokal di Lombok menyebut durian tanpa duri ini dengan berbagai nama, tergantung daerahnya.
Sebagian menilai buah ini sebagai varietas langka yang hanya tumbuh di wilayah tertentu, sementara yang lain percaya bahwa buah tersebut merupakan hasil persilangan alami antara durian lokal dan tanaman lain yang berkerabat dekat dalam genus Durio.
Walau belum ada bukti ilmiah yang kuat tentang asal-usul pastinya, banyak petani mencoba membudidayakan bibit dari pohon indukan yang menghasilkan durian tanpa duri dengan harapan bisa mempertahankan sifat unik itu.
Dari sisi rasa, durian tanpa duri Lombok tidak kalah nikmat dibanding durian biasa. Daging buahnya lembut, manis, dan beraroma khas, meski sedikit lebih ringan.
Karena kulitnya lebih tipis dan mudah dibuka, buah ini juga lebih disukai oleh sebagian orang yang tidak terbiasa dengan durian berduri tajam. Namun, karena jumlah pohonnya masih sangat sedikit dan proses mutasi ini langka, durian tanpa duri Lombok masih tergolong buah eksklusif yang sulit ditemukan di pasar umum.
Para peneliti pertanian dari berbagai universitas di Indonesia telah tertarik untuk meneliti durian unik ini.
Tujuannya adalah untuk memahami bagaimana mutasi ini bisa terjadi dan apakah bisa dikembangkan menjadi varietas unggul yang lebih tahan terhadap penyakit atau kondisi lingkungan tertentu.
Jika penelitian ini berhasil, bukan tidak mungkin Lombok akan dikenal sebagai salah satu pusat pengembangan durian varian baru di Indonesia.
Fenomena durian tanpa duri di Lombok menunjukkan bahwa alam selalu memiliki cara untuk menampilkan keunikannya. Dalam satu spesies yang sama, variasi bisa muncul karena perpaduan antara genetik dan lingkungan, menciptakan bentuk kehidupan yang tak terduga namun menakjubkan.
Durian ini menjadi simbol kekayaan hayati Indonesia yang luar biasa, bukti bahwa di balik setiap keanehan alam, selalu tersimpan keindahan dan cerita tentang bagaimana kehidupan terus beradaptasi.
Bentuk buahnya sekilas seperti tempurung kelapa, ukurannya sebesar buah melon dengan bobot 800 sampai 900 gram, buah matang mengeluarkan aroma khas durian. Ini memang durian tapi tanpa duri, rasa daging buahnya enak dan manis dengan kandungan gula 14-15 derajat brix.
Ketebalan daging buah 0,5 cm seperti daging buah durian lokal pada umumnya dan berwarna kuning terang dengan produktifitas dapat mencapai 200 400 kg per pohon per tahun. Tanaman ini mampu beradaptasi dengan baik di dataran rendah sampai sedang dengan ketinggian 250 700 dpl.
Tanaman durian gundul ini merupakan tanaman durian yang mengalami mutasi bentuk oleh alam sehingga duri-duri di sekujur kulitnya tidak ada. Durian adalah salah satu buah yang terkenal dngan kelezatannya serta memiliki rasa dan harga yang spesial.
Pengelola Taman Wisata Mekarsari, Bogor, Jawa Barat, mengembangkan jenis buah durian tanpa duri yang langka asli asal Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB).
“Durian gundul merupakan buah langka asli NTB yang dikembangkan oleh peneliti di Taman Wisata Mekarsari,” kata Kepala Seksi Bidang Hubungan Masyarakat (Humas) Taman Wisata Mekarsari, Catherina Day di Jakarta.
Catherina mengatakan, peneliti berhasil memperbanyak tanaman durian gundul (Durio zibethinus) melalui proses vegetasi, yakni grafting dan okulasi. Peneliti di Mekarsari berhasil memperbanyak jumlah bibit durian gundul hingga mencapai 1.000 tanaman dan dipasarkan kepada pengunjung dengan harga Rp 40.000 per bibit.
Catherina menuturkan, pengelola Taman Wisata Mekarsari juga mengembangkan ratusan jenis bibit tanaman buah langka asli lokal, seperti nangka tanpa kulit asli Bekasi (Jawa Barat), nangka tikus, serta melon kotak (Cucumis melo).
Durian dikenal luas sebagai “raja buah” di Asia Tenggara karena aroma tajam dan kulitnya yang berduri tajam. Namun, di Lombok, Nusa Tenggara Barat, ada fenomena unik yang menarik perhatian para peneliti dan pencinta buah: durian tanpa duri.
Jenis durian ini terlihat berbeda dari durian pada umumnya karena kulitnya halus, tidak berduri tajam, dan teksturnya mirip labu atau buah sukun. Keunikan ini menimbulkan pertanyaan besar: bagaimana mungkin durian yang identik dengan durinya bisa muncul dalam bentuk tanpa duri di Lombok?
Salah satu penjelasan yang paling masuk akal adalah faktor mutasi genetik alami. Dalam dunia botani, mutasi dapat terjadi secara spontan akibat perubahan gen yang mengatur pertumbuhan kulit dan duri buah.
Pada durian tanpa duri di Lombok, para ahli menduga terjadi mutasi pada gen yang bertanggung jawab terhadap pembentukan struktur duri. Akibatnya, duri yang seharusnya tumbuh di kulit buah tidak berkembang sempurna dan menghasilkan permukaan yang lebih halus.
Fenomena serupa sebenarnya pernah ditemukan di beberapa daerah lain di Asia Tenggara, tetapi varietas Lombok ini memiliki karakter yang lebih stabil dan unik.
Selain faktor genetik, lingkungan tumbuh juga sangat berpengaruh terhadap karakteristik buah durian. Lombok memiliki tanah vulkanik yang subur dan iklim yang sedikit lebih kering dibanding daerah tropis lembap seperti Sumatra atau Kalimantan.
Perbedaan curah hujan, kadar kelembapan, serta komposisi mineral tanah dapat memengaruhi pertumbuhan kulit durian. Dalam kondisi tertentu, variasi lingkungan ini bisa memunculkan sifat-sifat baru pada tanaman, termasuk durian dengan kulit lebih tipis dan duri yang tidak menonjol.
Masyarakat lokal di Lombok menyebut durian tanpa duri ini dengan berbagai nama, tergantung daerahnya.
Sebagian menilai buah ini sebagai varietas langka yang hanya tumbuh di wilayah tertentu, sementara yang lain percaya bahwa buah tersebut merupakan hasil persilangan alami antara durian lokal dan tanaman lain yang berkerabat dekat dalam genus Durio.
Walau belum ada bukti ilmiah yang kuat tentang asal-usul pastinya, banyak petani mencoba membudidayakan bibit dari pohon indukan yang menghasilkan durian tanpa duri dengan harapan bisa mempertahankan sifat unik itu.
Dari sisi rasa, durian tanpa duri Lombok tidak kalah nikmat dibanding durian biasa. Daging buahnya lembut, manis, dan beraroma khas, meski sedikit lebih ringan.
Karena kulitnya lebih tipis dan mudah dibuka, buah ini juga lebih disukai oleh sebagian orang yang tidak terbiasa dengan durian berduri tajam. Namun, karena jumlah pohonnya masih sangat sedikit dan proses mutasi ini langka, durian tanpa duri Lombok masih tergolong buah eksklusif yang sulit ditemukan di pasar umum.
Para peneliti pertanian dari berbagai universitas di Indonesia telah tertarik untuk meneliti durian unik ini.
Tujuannya adalah untuk memahami bagaimana mutasi ini bisa terjadi dan apakah bisa dikembangkan menjadi varietas unggul yang lebih tahan terhadap penyakit atau kondisi lingkungan tertentu.
Jika penelitian ini berhasil, bukan tidak mungkin Lombok akan dikenal sebagai salah satu pusat pengembangan durian varian baru di Indonesia.
Fenomena durian tanpa duri di Lombok menunjukkan bahwa alam selalu memiliki cara untuk menampilkan keunikannya. Dalam satu spesies yang sama, variasi bisa muncul karena perpaduan antara genetik dan lingkungan, menciptakan bentuk kehidupan yang tak terduga namun menakjubkan.
Durian ini menjadi simbol kekayaan hayati Indonesia yang luar biasa, bukti bahwa di balik setiap keanehan alam, selalu tersimpan keindahan dan cerita tentang bagaimana kehidupan terus beradaptasi.
Enaknya Durian Tanpa Duri, Durian Botak Namanya, Gundulan Kata Orang Lombok
Reviewed by Pendulum Dunia
on
5/13/2012 05:30:00 PM
Rating:
Reviewed by Pendulum Dunia
on
5/13/2012 05:30:00 PM
Rating:

