Tindik Paling Ekstrim Dilakukan Manusia, Tindik Tubuh Paling Luar Biasa Ngeri
Tindik paling ekstrim yang dilakukan manusia ternyata ada di Indonesia lho. Tradisi melobangi bagian tubuh sudah ada sejak ribuan tahun lalu simak saja diberbagai film kolosal yang pernah ditayangkan. Tidak hanya perempuan yang melakukan tindik atau melubangi ini, para pria pun tidak kalah ekstrim melakukan kegiatan ini.
Malahan terlihat lebih berbahaya dari tindik para wanita. Berbagai negara punya tradisi aneh tentang ritual tindik ini, jangan jauh-jauh ke luar negeri etnis tinghoa di Singkawang dan kota-kota lainnya di Kalimantan Barat setiap tahunnya.
Mereka melakukan ritual ini, yang mereka sebut sebagai tatung. Seorang tatung menusukkan berbagai benda tajam kemulut, telinga, perut dan bagian-bagian tubuh lainnya. Tentunya perlakuan ini hanya jika mereka lakukan dengan latihan dan konon mantra-mantra khusus mereka rafalkan untuk menghilangkan rasa sakit.
Jangan pernah mencoba adegan paling berbahaya ini jika tidak ingin darah mengucur dengan deras. Karena memang membutuhkan dan keahlian untuk melakukan hal yang seperti ini, telihat sangat menyeramkan dan mengerikan bukan, Indonesia kita memang punya banyak ciri khas nya. Foto-foto adalah tatung dari Thailand.





 
Tradisi Tatung di Singkawang merupakan salah satu budaya unik yang menjadi ikon kuat kota tersebut, terutama saat perayaan Cap Go Meh, yaitu hari ke-15 setelah Tahun Baru Imlek.
Dalam tradisi ini, para Tatung, sebutan bagi orang yang dipercaya dirasuki oleh roh dewa atau leluhur, akan menampilkan atraksi luar biasa seperti menindik tubuh dengan benda tajam tanpa merasakan sakit.
Pemandangan ini mungkin tampak mengerikan bagi yang belum terbiasa, tetapi bagi masyarakat Tionghoa Singkawang, ritual tersebut memiliki makna spiritual yang mendalam dan sudah dilakukan secara turun-temurun selama ratusan tahun.
Ritual penindikan tubuh ini dilakukan bukan untuk sekadar pertunjukan, melainkan sebagai bentuk pembersihan diri dan penolak bala.
Para Tatung diyakini menjadi perantara antara dunia manusia dan dunia roh, di mana roh pelindung yang merasuki mereka memberikan kekuatan supranatural sehingga tubuh mereka kebal terhadap rasa sakit dan luka.
Dalam kondisi trance atau kesurupan, para Tatung akan menusukkan benda tajam seperti pedang, kawat baja, jarum panjang, bahkan benda aneh seperti sepeda, obor, atau payung ke tubuh mereka, namun anehnya, mereka tidak berdarah ataupun terluka parah.
Fenomena ini menjadi bukti keajaiban spiritual yang dipercaya melindungi masyarakat dari malapetaka dan penyakit.
Sebelum melakukan ritual, para Tatung menjalani berbagai pantangan dan persiapan spiritual. Mereka berpuasa, tidak makan daging, tidak melakukan hal-hal yang dianggap kotor secara spiritual, serta melakukan meditasi dan doa agar tubuh mereka siap dirasuki roh leluhur.
Saat hari pelaksanaan tiba, mereka mengenakan pakaian khas dengan warna cerah dan membawa bendera serta atribut keagamaan. Prosesi berlangsung di jalan-jalan kota Singkawang yang penuh sesak oleh ribuan penonton dari berbagai daerah, bahkan dari luar negeri.
Suasana penuh energi, suara gendang, petasan, dan dupa menjadi pelengkap aura mistis yang begitu kuat.
Bagi masyarakat Singkawang, tradisi Tatung bukan hanya ritual keagamaan, tetapi juga simbol kebersamaan dan identitas budaya. Di kota yang dikenal sebagai “Kota Seribu Tatung” ini, masyarakat Tionghoa, Dayak, dan Melayu hidup berdampingan, dan tradisi Tatung menjadi wujud nyata dari keharmonisan antarbudaya.
Setiap tahun, festival Tatung menarik wisatawan dan fotografer dari seluruh dunia yang ingin menyaksikan langsung keberanian dan keunikan ritual ini. Pemerintah daerah pun menjadikan tradisi ini sebagai bagian dari warisan budaya yang dilestarikan dan dibanggakan.
Di balik tampilan ekstremnya, tradisi Tatung mengajarkan tentang iman, pengorbanan, dan keyakinan yang mendalam kepada kekuatan ilahi. Masyarakat percaya bahwa selama ritual ini berlangsung, roh-roh jahat diusir dari kota, membawa berkah dan kedamaian bagi semua.
Penindikan tubuh yang tampak menyakitkan sebenarnya merupakan simbol bahwa manusia bisa menahan penderitaan demi melindungi orang lain dan menjaga keseimbangan antara dunia fisik dan spiritual.
Dengan demikian, tradisi Tatung bukan sekadar atraksi ekstrem, melainkan warisan budaya yang sarat makna dan menjadi kebanggaan masyarakat Singkawang hingga hari ini.
Malahan terlihat lebih berbahaya dari tindik para wanita. Berbagai negara punya tradisi aneh tentang ritual tindik ini, jangan jauh-jauh ke luar negeri etnis tinghoa di Singkawang dan kota-kota lainnya di Kalimantan Barat setiap tahunnya.
Mereka melakukan ritual ini, yang mereka sebut sebagai tatung. Seorang tatung menusukkan berbagai benda tajam kemulut, telinga, perut dan bagian-bagian tubuh lainnya. Tentunya perlakuan ini hanya jika mereka lakukan dengan latihan dan konon mantra-mantra khusus mereka rafalkan untuk menghilangkan rasa sakit.
Jangan pernah mencoba adegan paling berbahaya ini jika tidak ingin darah mengucur dengan deras. Karena memang membutuhkan dan keahlian untuk melakukan hal yang seperti ini, telihat sangat menyeramkan dan mengerikan bukan, Indonesia kita memang punya banyak ciri khas nya. Foto-foto adalah tatung dari Thailand.





 Tradisi Tatung di Singkawang merupakan salah satu budaya unik yang menjadi ikon kuat kota tersebut, terutama saat perayaan Cap Go Meh, yaitu hari ke-15 setelah Tahun Baru Imlek.
Dalam tradisi ini, para Tatung, sebutan bagi orang yang dipercaya dirasuki oleh roh dewa atau leluhur, akan menampilkan atraksi luar biasa seperti menindik tubuh dengan benda tajam tanpa merasakan sakit.
Pemandangan ini mungkin tampak mengerikan bagi yang belum terbiasa, tetapi bagi masyarakat Tionghoa Singkawang, ritual tersebut memiliki makna spiritual yang mendalam dan sudah dilakukan secara turun-temurun selama ratusan tahun.
Ritual penindikan tubuh ini dilakukan bukan untuk sekadar pertunjukan, melainkan sebagai bentuk pembersihan diri dan penolak bala.
Para Tatung diyakini menjadi perantara antara dunia manusia dan dunia roh, di mana roh pelindung yang merasuki mereka memberikan kekuatan supranatural sehingga tubuh mereka kebal terhadap rasa sakit dan luka.
Dalam kondisi trance atau kesurupan, para Tatung akan menusukkan benda tajam seperti pedang, kawat baja, jarum panjang, bahkan benda aneh seperti sepeda, obor, atau payung ke tubuh mereka, namun anehnya, mereka tidak berdarah ataupun terluka parah.
Fenomena ini menjadi bukti keajaiban spiritual yang dipercaya melindungi masyarakat dari malapetaka dan penyakit.
Sebelum melakukan ritual, para Tatung menjalani berbagai pantangan dan persiapan spiritual. Mereka berpuasa, tidak makan daging, tidak melakukan hal-hal yang dianggap kotor secara spiritual, serta melakukan meditasi dan doa agar tubuh mereka siap dirasuki roh leluhur.
Saat hari pelaksanaan tiba, mereka mengenakan pakaian khas dengan warna cerah dan membawa bendera serta atribut keagamaan. Prosesi berlangsung di jalan-jalan kota Singkawang yang penuh sesak oleh ribuan penonton dari berbagai daerah, bahkan dari luar negeri.
Suasana penuh energi, suara gendang, petasan, dan dupa menjadi pelengkap aura mistis yang begitu kuat.
Bagi masyarakat Singkawang, tradisi Tatung bukan hanya ritual keagamaan, tetapi juga simbol kebersamaan dan identitas budaya. Di kota yang dikenal sebagai “Kota Seribu Tatung” ini, masyarakat Tionghoa, Dayak, dan Melayu hidup berdampingan, dan tradisi Tatung menjadi wujud nyata dari keharmonisan antarbudaya.
Setiap tahun, festival Tatung menarik wisatawan dan fotografer dari seluruh dunia yang ingin menyaksikan langsung keberanian dan keunikan ritual ini. Pemerintah daerah pun menjadikan tradisi ini sebagai bagian dari warisan budaya yang dilestarikan dan dibanggakan.
Di balik tampilan ekstremnya, tradisi Tatung mengajarkan tentang iman, pengorbanan, dan keyakinan yang mendalam kepada kekuatan ilahi. Masyarakat percaya bahwa selama ritual ini berlangsung, roh-roh jahat diusir dari kota, membawa berkah dan kedamaian bagi semua.
Penindikan tubuh yang tampak menyakitkan sebenarnya merupakan simbol bahwa manusia bisa menahan penderitaan demi melindungi orang lain dan menjaga keseimbangan antara dunia fisik dan spiritual.
Dengan demikian, tradisi Tatung bukan sekadar atraksi ekstrem, melainkan warisan budaya yang sarat makna dan menjadi kebanggaan masyarakat Singkawang hingga hari ini.
Tindik Paling Ekstrim Dilakukan Manusia, Tindik Tubuh Paling Luar Biasa Ngeri
 
        Reviewed by Pendulum Dunia
        on 
        
5/23/2013 06:14:00 AM
 
        Rating: 
 
        Reviewed by Pendulum Dunia
        on 
        
5/23/2013 06:14:00 AM
 
        Rating: 

