Awas CO2 Meningkat, Kadar Karbon Dioksida Telah Mencapai Ambang Batas

Awas CO2 telah meningkat, untuk pertama dalam sejarah manusia, konsentrasi karbon dioksida (CO2) dalam atmosfir telah melewati titik tonggak lebih dari 400 parts per million (ppm). Terakhir kali gas rumah kaca begitu banyak di udara terjadi beberapa juta tahun yang lalu.

Awas CO2 Meningkat

Stasiun pemantauan CO2 di Hawaii menemukan kadar CO2 di atmosfer berada di ambang tertinggi. Emisi CO2 setinggi itu terjadi ketika kawasan arktik bebas dari es, padang rumput di gurun sahara dan permukaan laut lebih tinggi 40 meter.

Dua stasiun pemantauan CO2 di gunung berapi Hawaii yang dikelola US National Oceanic and Atmospheric Administration dan Scripss Institution of Oceanogrhaphy telah merilis data pada 10 Mei 2013, bahwa kadar rata-rata harian CO2 di atsmosfir telah tembus hingga mencapai 400 ppm untuk pertama kalinya.

Profesor Ralph Keeling, pakar perubahan iklim Scripps, menyatakan kondisi saat ini akan membuat dunia kembali pada masa waktu tersebut, konsekuensinya peradaban akan hancur. Namun, hal tersebut dapat dicegah bila emisi CO2 dari pembakaran batubara, gas dan minyak dengan cepat dibatasi.

Keeling menyatakan meskipun resesi ekonomi masih terasa, namun ternyata tidak berimbas terhadap emisi global yang terus melambung tidak terkendali. "Ini adalah simbol, titik disaat manusia harus berhenti sejenak dan berpikir ada dimana kita saat ini," katanya.

Profesor Rajendra Pachauri, ketua the Intergovermental Panel on Climate Change, menyatakan pada awal industrialisasi konsentrasi CO2 baru hanya 280 ppm dan saat ini kadar co 2 di udara telah melewati ambang batas aman.

"Titik saat ini merupakan pengingat bagi para pemimpin dunia untuk meningkatkan kesadaraan realitas ilmiah perubahan iklim," katanya.

Berbagai negara di dunia telah sepakat untuk menjaga kenaikan suhu rata-rata global yang terus meningkat 1 - 2 °C ini. Akan tetapi, International Energy Agency pada 2012 lalu telah memperingatkan tren emisi saat ini akan membuat dunia memanas hingga mencapai 6 °C.

Dari analisis fosil udara yang terperangkap dalam gunung es kuno dan data lain menunjukkan tingkat ini belum pernah terlihat di bumi selama 3 - 5 juta tahun. Terakhir bumi mengalami hal ini pada periode Pliosen.

Dan saat itu, suhu rata-rata global 3 - 4 °C lebih tinggi dari hari ini, dan 8 °C lebih tinggi di kutub. Pada periode tersebut, terumbu karang akan mengalami kepunahan, dan hutan tumbuh hingga ke ujung udara samudera arktik, yang saat ini daerah tersebut merupakan tundra.

Tundra adalah sautu area tanpa pohon akibat rendahnya suhu lingkungan. "Saya pikir ada kemungkinan ekosistem dahulu akan dapat terjadi kembali," kata Richard Norris, pakar lingkungan Scripps.

Sistem iklim bumi membutuhkan waktu untuk menyesuaikan diri dengan peningkatan panas yang terperangkap oleh emisi rumah kaca yang tinggi. Mencair Cepat Dia memprediksi kecepatan peningkatan emisi rumah kaca terus meningkat hingga 75 kali leboh cepat dibandingkan waktu pra industri.

Catatan menunjukkan gelombang panas ekstrim dan banjir lebih sering. Pada gilirannya, lautan es akan mencair dengan cepat di Arktik.

"Iklim prasejarah akan membuat manusia akan menghadapi resiko besar dan berpotensi bencana," kata Direktur KEbijakan Grantham Research Institute on Climate Change London School of Economics.

Dan satu-satunya cara untuk menghindari bencana adalah harus mengurangi emisi global, serta mendukung teknologi energi bersih untuk mengurangi emisi gas rumah kaca.

"Hanya dengan segera engurangi emisi global maka kita dapat terhindar dari konsekuensi penuh memutar kembali jam iklim tiga juta tahun yang lalu sebelum terlambat untuk anak cucu kita," katanya.
Awas CO2 Meningkat, Kadar Karbon Dioksida Telah Mencapai Ambang Batas Awas CO2 Meningkat, Kadar Karbon Dioksida Telah Mencapai Ambang Batas Reviewed by Kendawangan on 5/22/2019 02:37:00 PM Rating: 5