Makan Salad Saat Ramadan, Tradisi Dari Lebanon Sangat Menyehatkan Bukan

Makan salad saat Ramadan tiba, mungkin Anda sudah terbiasa memakan salad, tapi apakah Anda pernah mencicipi salad khas Lebanon. Tabbouleh, keunikannya apabila salad biasa terdiri dari buah ataupun sayuran, maka khusus salad yang satu ini, ada campuran bulgur atau durum di dalamnya.

Makan Salad Saad Ramadan

Rasanya renyah, segar, cocok sebagai menu pembuka yang unik. Tabbouleh juga menjadi salah satu jenis makanan yang cukup diminati di hampir sekuruh Negara timur tengah. Tabbouleh adalah jenis salad yang terdiri dari potongan parsley, daun mint, bawang bombay, bulgur, dan dilumuri saus lemon dengan minyak zaitun.

Bulgur yang dipakai dalam membuat tabbouleh ini adalah sejenis sereal yang berasal dari durum wheat. Bulgur ini cukup banyak digunakan di berbagai jenis masakan timur tengah dan Yunani. Di Arab, tabbouleh dikenal dengan nama kisir, sedangkan di Siprus dikenal dengan nama tambouli.

Tabbouleh ini enak disantap dengan hummus dan beberapa jenis makanan khas timur tengah lainnya. Tabbouleh diambil sedikit atau dicocol dengan sepotong kecil pita bread dan langsung dimakan. Bisa juga diisikan pada pita bread lalu digulung dan dimakan.

Jenis makanan lainnya yang populer di timur tengah, khususnya di Lebanon adalah hummus. Selain enak buat berbuka, makanan ini juga enak dimakan sebagai camilan yang disantap bersama pita bread.

Tradisi Dari Lebanon Sangat Menyehatkan Bukan

Makanan yang biasa digunakan sebagai selai pada pita bread ini berbahan dasar kacang kedelai yang dihaluskan, lentini, tahini, minyak zaitun, air lemon, garam, dan bawang putih. Hummus sudah dikenal sejak ratusan tahun yang lalu.

Hummus juga banyak mengandung vitamin c, zat besi, asam folat, protein, dan vitamin B6 yang tinggi didapat dari tanaman sejenis kacang-kacangan yang menjadi bahan dasarnya.

Kandungan seratnya pun tak kalah tinggi, sehingga sangat baik untuk pencernaan dan bagi mereka yang sedang menjalani program diet.

Di kawasan Timur Tengah, tradisi kuliner saat bulan Ramadhan memiliki ciri khas yang sangat kuat dan sarat makna budaya. Salah satu hidangan yang selalu hadir di meja iftar (buka puasa) adalah berbagai jenis salad segar.

Beberapa salad bahkan hanya disajikan secara khusus selama bulan Ramadhan karena dianggap mampu menyegarkan tubuh setelah seharian berpuasa. Hidangan ini tidak hanya sekadar pelengkap, tetapi juga berperan penting dalam membantu tubuh menyesuaikan diri dari kondisi lapar dan haus menuju pencernaan yang aktif kembali.

Salah satu salad yang khas disajikan saat Ramadhan adalah Fattoush, salad tradisional asal Lebanon dan Suriah. Fattoush terbuat dari potongan sayuran segar seperti mentimun, tomat, selada, lobak, dan daun peterseli yang diberi potongan roti pita goreng renyah di atasnya.

Ciri khas dari salad ini adalah sausnya yang asam dan menyegarkan, biasanya dibuat dari campuran minyak zaitun, air perasan lemon, serta bubuk sumac, rempah berwarna merah keunguan dengan rasa masam yang unik.

Kombinasi rasa gurih, asam, dan renyah membuat Fattoush menjadi pembuka sempurna setelah berpuasa seharian.

Selain Fattoush, ada pula Tabbouleh, salad yang sangat populer di Lebanon, Palestina, dan Suriah. Tabbouleh berbahan utama bulgur (gandum pecah halus) yang dicampur dengan peterseli cincang halus, tomat, daun mint, dan bawang bombai.

Dressing-nya terdiri dari minyak zaitun dan air lemon yang memberi rasa segar alami. Tabbouleh biasanya disajikan dingin dan dikonsumsi dalam porsi kecil sebelum hidangan utama.

Di bulan Ramadhan, salad ini dipercaya membantu menenangkan perut karena kaya serat dan rendah lemak, sehingga sangat cocok setelah perut kosong seharian.

Di Mesir dan sekitarnya, terdapat salad khas Ramadhan bernama Salata Baladi. Salad ini sangat sederhana, namun segar dan menyehatkan. Isinya terdiri dari tomat, mentimun, paprika hijau, dan bawang merah yang dicampur dengan minyak zaitun, cuka, garam, serta sedikit jintan bubuk.

Karena kesegarannya, salad ini hampir selalu menjadi hidangan pertama yang disantap saat berbuka. Banyak keluarga Mesir percaya bahwa Salata Baladi membantu mengembalikan cairan tubuh dan mencegah gangguan pencernaan setelah berpuasa panjang di bawah panas terik gurun.

Selain salad berbasis sayuran, beberapa negara Timur Tengah juga memiliki salad berbahan yogurt yang hanya muncul saat bulan Ramadhan, seperti Cacik di Turki atau Labneh Salad di Lebanon.

Salad ini menggunakan yogurt kental yang dicampur dengan mentimun, bawang putih, daun mint, dan sedikit garam. Teksturnya lembut dan rasa asamnya membantu menyeimbangkan kembali elektrolit tubuh setelah dehidrasi. Karena itulah salad ini sering disajikan bersamaan dengan kurma dan sup hangat di awal buka puasa.

Khusus di Teluk Arab, ada juga variasi salad yang disebut Rocca Salad, salad sederhana berbahan daun arugula dengan tambahan buah delima, zaitun hitam, dan keju feta.

Meskipun bisa ditemukan di luar bulan Ramadhan, salad ini lebih sering disajikan selama Ramadhan sebagai bagian dari menu ringan yang menyeimbangkan hidangan utama yang cenderung berat, seperti nasi kabsa atau daging panggang.

Secara keseluruhan, salad-salad Timur Tengah yang hanya disajikan atau lebih populer saat bulan Ramadhan memiliki fungsi ganda: sebagai penyegar tubuh dan simbol kebersamaan.

Hidangan ini mengingatkan masyarakat bahwa berbuka puasa bukan hanya tentang makan dalam jumlah banyak, tetapi tentang menikmati makanan bergizi dan menenangkan tubuh dengan rasa syukur.

Dengan cita rasa segar, bahan alami, dan kandungan gizi tinggi, salad-salad khas Ramadhan ini menjadi bagian tak terpisahkan dari tradisi kuliner suci di dunia Arab.
Makan Salad Saat Ramadan, Tradisi Dari Lebanon Sangat Menyehatkan Bukan Makan Salad Saat Ramadan, Tradisi Dari Lebanon Sangat Menyehatkan Bukan Reviewed by Pendulum Dunia on 5/12/2019 12:21:00 PM Rating: 5