Faktor Bikin Tuli, Setidaknya Beberapa Faktor Sebab Tuli ini, Bikin Tuli Seseorang
Faktor bikin orang jadi tulia, ada beberapa faktor penyebab tuli, yang bikin seseorang jadi tuli telinganya. Secara tidak sadar orang melakukan kegiatan yang dapat membahayakan indera pendengarannya, lalu apa saja faktor yang bisa bikin orang jadi tuli?
Ear Phone
Ear bud membuat suara menjadi lebih keras, sehingga untuk waktu lama dapat memekakkan telinga. Selain itu, ear bud juga membuat perubahan dalam sistem pendengaran. Bila orang terbiasa mendengarkan suara dari ear bud yang dekat dan keras, maka besar kemungkinan ia sulit mendengarkan suara pada level normal atau lembut.
Mobil Terbuka
Mengendarai mobil openkap membuat orang harus mendengar suara dengan level 88-90 Decibel (Db). Sebagai perbandingan, percakapan normal berada kisaran 50 Db, jalan lalu lintas sekitar 70 Db, mesin pemotong rumput sekitar 90 Db. Paparan berulang dari suara di atas 85 Db diketahui dapat menyebabkan kehilangan pendengaran permanen.
Obat Obatan
Salah satu efek samping yang kurang dikenal dari beberapa jenis obat, seperti obat nyeri, antibiotik tertentu dan obat kemoterapi berbasis platinum, adalah gangguan pendengaran.
Rokok
Satu pembuluh darah melayani koklea, yaitu organ telinga bagian dalam. Nikotin, vasokonstriktor yang menyebabkan pembuluh darah sedikit menyusut, dapat memiliki dampak yang luar biasa pada kapiler kecil yang melayani telinga.
Pekerjaan
Bidang pekerjaan seperti musisi, buruh pabrik, pekerja konstruksi dan pemadam kebakaran adalah beberapa orang yang berisiko tinggi untuk terpapar konstan terhadap suara keras.
Diabetes
Diabetes dapat menyebabkan penurunan aliran darah ke telinga. Pembuluh darah sempit atau abnormal akibat diabetes dapat mencegah darah mencapai koklea, juga dapat mencegah proses pembersihan racun. Ini memiliki potensi untuk merusak sel-sel lembut di dalam telinga.
Anemia Sickle Cell
Orang dengan anemia sickle cell sering mengalami kelelahan dan sakit karena sel-sel darah merahnya cacat yang berbentuk sabit tidak bulat. Padahal aliran darah normal penting untuk mencapai telinga.
Ada banyak faktor yang dapat membuat telinga cepat tuli, dan sebagian besar penyebabnya sering kali tidak disadari karena terjadi secara bertahap.
Secara medis, ketulian atau penurunan pendengaran bisa disebabkan oleh kerusakan pada sel-sel rambut halus di dalam koklea (bagian telinga dalam) yang berfungsi menerima gelombang suara.
Kerusakan ini biasanya bersifat permanen, sehingga penting memahami apa saja kebiasaan atau kondisi yang mempercepat gangguan pendengaran.
Salah satu penyebab paling umum adalah paparan suara keras dalam waktu lama. Mendengarkan musik dengan volume tinggi memakai earphone, bekerja di lingkungan bising seperti pabrik atau konstruksi, hingga sering menghadiri konser tanpa pelindung telinga dapat merusak pendengaran secara perlahan.
Getaran suara yang terlalu kuat membuat sel-sel rambut telinga cepat mati, sehingga kemampuan menangkap suara menurun. Bahkan suara keras singkat, seperti petasan atau ledakan, dapat menyebabkan kerusakan mendadak.
Selain itu, penumpukan kotoran telinga (serumen) juga dapat membuat seseorang cepat merasa tuli. Jika kotoran menumpuk dan mengeras, ia dapat menyumbat saluran telinga sehingga suara tidak bisa masuk dengan baik.
Ini bukan ketulian permanen, tetapi jika sering terjadi dan tidak dibersihkan dengan cara benar, risiko infeksi atau gangguan pendengaran bisa meningkat. Banyak orang keliru membersihkan telinga dengan cotton bud, padahal ini justru mendorong kotoran semakin dalam.
Faktor penyakit dan infeksi juga berperan besar. Infeksi telinga tengah, sinus yang meradang, flu berat, hingga alergi yang mengganggu saluran Eustachius dapat menyebabkan tekanan pada telinga dan mengganggu pendengaran.
Dalam jangka panjang, infeksi yang tidak diobati dapat merusak struktur telinga dan menyebabkan ketulian permanen. Beberapa penyakit seperti diabetes, hipertensi, serta gangguan autoimun juga dapat mempercepat kerusakan telinga karena memengaruhi aliran darah ke area pendengaran.
Penggunaan obat-obatan tertentu, terutama obat golongan ototoksik, juga diketahui dapat mempercepat ketulian. Obat antibiotik tertentu, obat kemoterapi, hingga obat antiinflamasi dalam dosis berlebihan dapat merusak saraf pendengaran.
Biasanya efek ini muncul pada penggunaan jangka panjang atau dosis tinggi, sehingga pengawasan medis sangat diperlukan.
Terakhir, faktor usia dan gaya hidup tidak bisa diabaikan. Penuaan alami menyebabkan berkurangnya elastisitas dan fungsi sel-sel telinga.
Namun, kebiasaan merokok, konsumsi alkohol berlebihan, serta pola makan buruk dapat mempercepat proses kerusakan pendengaran. Kurangnya nutrisi yang mendukung kesehatan saraf juga membuat telinga lebih rentan terhadap kerusakan.
Dari semua penyebab ini, jelas bahwa pendengaran adalah indera yang sangat sensitif dan membutuhkan perawatan.
Menghindari kebiasaan yang merusak, melindungi telinga dari kebisingan, dan menjaga kesehatan tubuh secara umum adalah langkah penting untuk mencegah ketulian datang lebih cepat dari yang seharusnya.
Jika muncul gejala seperti telinga berdenging, suara terasa redup, atau kesulitan mengikuti percakapan, sebaiknya segera memeriksakan diri untuk mencegah kondisi semakin parah.
Ear Phone
Ear bud membuat suara menjadi lebih keras, sehingga untuk waktu lama dapat memekakkan telinga. Selain itu, ear bud juga membuat perubahan dalam sistem pendengaran. Bila orang terbiasa mendengarkan suara dari ear bud yang dekat dan keras, maka besar kemungkinan ia sulit mendengarkan suara pada level normal atau lembut.
Mobil Terbuka
Mengendarai mobil openkap membuat orang harus mendengar suara dengan level 88-90 Decibel (Db). Sebagai perbandingan, percakapan normal berada kisaran 50 Db, jalan lalu lintas sekitar 70 Db, mesin pemotong rumput sekitar 90 Db. Paparan berulang dari suara di atas 85 Db diketahui dapat menyebabkan kehilangan pendengaran permanen.
Obat Obatan
Salah satu efek samping yang kurang dikenal dari beberapa jenis obat, seperti obat nyeri, antibiotik tertentu dan obat kemoterapi berbasis platinum, adalah gangguan pendengaran.
Rokok
Satu pembuluh darah melayani koklea, yaitu organ telinga bagian dalam. Nikotin, vasokonstriktor yang menyebabkan pembuluh darah sedikit menyusut, dapat memiliki dampak yang luar biasa pada kapiler kecil yang melayani telinga.
Pekerjaan
Bidang pekerjaan seperti musisi, buruh pabrik, pekerja konstruksi dan pemadam kebakaran adalah beberapa orang yang berisiko tinggi untuk terpapar konstan terhadap suara keras.
Diabetes
Diabetes dapat menyebabkan penurunan aliran darah ke telinga. Pembuluh darah sempit atau abnormal akibat diabetes dapat mencegah darah mencapai koklea, juga dapat mencegah proses pembersihan racun. Ini memiliki potensi untuk merusak sel-sel lembut di dalam telinga.
Anemia Sickle Cell
Orang dengan anemia sickle cell sering mengalami kelelahan dan sakit karena sel-sel darah merahnya cacat yang berbentuk sabit tidak bulat. Padahal aliran darah normal penting untuk mencapai telinga.
Ada banyak faktor yang dapat membuat telinga cepat tuli, dan sebagian besar penyebabnya sering kali tidak disadari karena terjadi secara bertahap.
Secara medis, ketulian atau penurunan pendengaran bisa disebabkan oleh kerusakan pada sel-sel rambut halus di dalam koklea (bagian telinga dalam) yang berfungsi menerima gelombang suara.
Kerusakan ini biasanya bersifat permanen, sehingga penting memahami apa saja kebiasaan atau kondisi yang mempercepat gangguan pendengaran.
Salah satu penyebab paling umum adalah paparan suara keras dalam waktu lama. Mendengarkan musik dengan volume tinggi memakai earphone, bekerja di lingkungan bising seperti pabrik atau konstruksi, hingga sering menghadiri konser tanpa pelindung telinga dapat merusak pendengaran secara perlahan.
Getaran suara yang terlalu kuat membuat sel-sel rambut telinga cepat mati, sehingga kemampuan menangkap suara menurun. Bahkan suara keras singkat, seperti petasan atau ledakan, dapat menyebabkan kerusakan mendadak.
Selain itu, penumpukan kotoran telinga (serumen) juga dapat membuat seseorang cepat merasa tuli. Jika kotoran menumpuk dan mengeras, ia dapat menyumbat saluran telinga sehingga suara tidak bisa masuk dengan baik.
Ini bukan ketulian permanen, tetapi jika sering terjadi dan tidak dibersihkan dengan cara benar, risiko infeksi atau gangguan pendengaran bisa meningkat. Banyak orang keliru membersihkan telinga dengan cotton bud, padahal ini justru mendorong kotoran semakin dalam.
Faktor penyakit dan infeksi juga berperan besar. Infeksi telinga tengah, sinus yang meradang, flu berat, hingga alergi yang mengganggu saluran Eustachius dapat menyebabkan tekanan pada telinga dan mengganggu pendengaran.
Dalam jangka panjang, infeksi yang tidak diobati dapat merusak struktur telinga dan menyebabkan ketulian permanen. Beberapa penyakit seperti diabetes, hipertensi, serta gangguan autoimun juga dapat mempercepat kerusakan telinga karena memengaruhi aliran darah ke area pendengaran.
Penggunaan obat-obatan tertentu, terutama obat golongan ototoksik, juga diketahui dapat mempercepat ketulian. Obat antibiotik tertentu, obat kemoterapi, hingga obat antiinflamasi dalam dosis berlebihan dapat merusak saraf pendengaran.
Biasanya efek ini muncul pada penggunaan jangka panjang atau dosis tinggi, sehingga pengawasan medis sangat diperlukan.
Terakhir, faktor usia dan gaya hidup tidak bisa diabaikan. Penuaan alami menyebabkan berkurangnya elastisitas dan fungsi sel-sel telinga.
Namun, kebiasaan merokok, konsumsi alkohol berlebihan, serta pola makan buruk dapat mempercepat proses kerusakan pendengaran. Kurangnya nutrisi yang mendukung kesehatan saraf juga membuat telinga lebih rentan terhadap kerusakan.
Dari semua penyebab ini, jelas bahwa pendengaran adalah indera yang sangat sensitif dan membutuhkan perawatan.
Menghindari kebiasaan yang merusak, melindungi telinga dari kebisingan, dan menjaga kesehatan tubuh secara umum adalah langkah penting untuk mencegah ketulian datang lebih cepat dari yang seharusnya.
Jika muncul gejala seperti telinga berdenging, suara terasa redup, atau kesulitan mengikuti percakapan, sebaiknya segera memeriksakan diri untuk mencegah kondisi semakin parah.
Faktor Bikin Tuli, Setidaknya Beberapa Faktor Sebab Tuli ini, Bikin Tuli Seseorang
Reviewed by Pendulum Dunia
on
7/21/2019 08:08:00 PM
Rating:
Reviewed by Pendulum Dunia
on
7/21/2019 08:08:00 PM
Rating:

